27 April 2010

MU (akan selalu) butuh Hargreaves

Nyaris lebih dari tiga minggu waktu yang saya butuhkan untuk menulis kegagalan Manchester United (MU) menembus semifinal Liga Champions 2010. Akumulasi kekecewaan, lelah karena tugas perkuliahan yang sepertinya tak pernah surut, serta mid semester menjadi satu dalam tubuh seperempat abad ini. Dan ketika semuanya berlalu, ah... saya hanya ingin menikmatinya bersama keluarga, kawan. Menikmati kesendirian bersama senyum istri dan anak-anak saya.


Saya mungkin tidak akan terlalu kecewa seandainya MU memang bermain dibawah form.Namun penampilan babak pertama MU saat itu adalah performa juara. Darron Gibson yang sedang menapaki jalan Paul Scholes. Nani yang bermain dengan visi dan kecepatan dengan tehnik mengagumkan. Valencia yang assist-assist nya semakin terasah. Bahkan Rafael Da Silva bermain menakjubkan saat itu, sebelum akhirnya terkena kartu merah. Mungkin satu-satunya kekurangan MU saat itu dan sayangnya sangat fatal, adalah ketiadaan Owen Hargreaves.

 
Ketika dulu saya menulis mengenai kekalahan MU di tangan AC Milan pada Liga Champions 2007 adalah karena ketiadaan seorang defensive midfielder (DM). Sepertinya MU sadar benar akan hal itu, maka MU pun memboyong Owen Hargreaves dari Muenchen. Peran vital Hargreaves langsung terlihat dengan berhasil mempersembahkan trofi Liga Champions kepada keluarga Glazer. Masih teringat jelas ketika darah Hargreaves mengalir pada final liga champions Moskow 2008 menahan serbuan Drogba, Lampard, dkk.
Satu yang menjadi kelemahan Hargreaves adalah cedera. Pemain Inggris keturunan Kanada ini memiliki riwayat cedera cukup panjang dalam perjalanan karirnya. Cedera juga yang menyebabkan Hargreaves tidak dapat membantu MU menghadapi barcelona pada final Liga Champions 2009. Dan bisa ditebak, pertahanan MU terlalu mudah di obrak abrik oleh barisan depan barcelona, lini tengah MU terlalu mudah di eksploitasi oleh otak barcelona, Xavi Hernandez. MU akhirnya menyerah kalah 2-0.
Dan sepertinya MU kembali mengulangi kesalahan yang sama. Dengan riwayat cedera panjang yang dimiliki Hargreaves, Fergie seharusnya mulai mencari pelapis Hargreaves. Jangan sampai posisi sebagai penyeimbang lini tengah ini kosong karena pemain tengah MU lain tidak memiliki peran sebagai seorang DM. Fletcher dan Carrick lebih merupakan seorang Central Midfielder.Pun begitu dengan Paul Scholes. Sayang ternyata Fergie tidak berpendapat sama dengan saya. Atau mungkin karena hutang Glazer yang menumpuk sehingga MU tidak dapat membeli pemain baru untuk mengisi posisi Hargreaves, entahlah.
Saya mencatat ada dua kejadian yang dapat dihindari ketika MU melawan Bayern Muenchen seandainya ada Hargreaves disitu. Gol Ivica Olic dan kartu merah Rafael. Pada saat terjadinya gol pertama Bayern oleh Ivica Olic, yang berperan sebagai jangkar dan menjaga Olic saat itu adalah Carrick. Padahal seperti keterangan saya diatas, Carrick bukanlah seorang DM. Mudah ditebak, Carrick kemudian jatuh ketika satu lawan satu dengan Olic karena kalah garang yang akhirnya berakhir dengan terkoyaknya gawang Van Der Sar. Seandainya disitu adalah Hargreaves dan bukan Carrick, maka tidak akan mudah bagi Olic untuk menjatuhkan Hargreaves. Hargreaves jelas lebih kuat. Dan Olic tidak akan sebegitu leluasanya menendang bola ke gawang Van Der Sar.
Begitu juga saat terjadi benturan antara Rafael dan Ribery yang berujung dikeluarkannya kartu merah kepada Rafael akibat provokasi pemain Bayern kepada wasit. Terjadi persis di wilayah tengah MU. Wilayah yang seharusnya menjadi kekuasaan DM dan haram dijamah lawan tanpa ada kawalan berarti dari DM. Namun saat itu yang terjadi adalah Rafael mengikuti Riberi dan tidak ada covering dari pemain lain yang seharusnya memang dilakukan oleh DM. DM seharusnya dengan cepat menutup pergerakan Ribery disitu dan bila perlu menahan Ribery agar tidak terlalu leuasa masuk. Hal ini akan membuat Rafael tidak terlalu fokus mengejar Ribery sehingga kartu merah dapat dihindari.
Setelah kartu merah tersebut (dan keluarnya Rooney) praktis Muenchen mengurung pertahanan MU. Setelah Rooney keluar, MU bahkan bermain tanpa seorang penyerang satupun! dan gol tinggal menunggu waktu. Dilakukan dengan tehnik tinggi oleh mantan pemain Real Madrid, Arjen Robben. MU menang 3-2 dan aggregat keseluruhan 4-4 namun gagal lolos karena peraturan gol tandang.
Ah... kalau saja sebelumnya gede Fergie sempat membaca blog saya.
keterangan : gede = kakek / mbah

2 comments:

  1. sekarang MU lagi murung

    ReplyDelete
  2. bisa bisa musim ini tanpa gelar, mudah2an tidak.

    ReplyDelete