09 November 2008

09 September 2008

Awal Cahaya Kebahagiaan

Banyak yang mengatakan kalo gw telah mengambil langkah penuh resiko tanpa pikir panjang saat gw memutuskan untuk mendampingi bini gw melewati hari-hari kehamilan sampai waktu melahirkan tanpa harus mengabaikan pekerjaan gw di kantor. Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan komitmen seperti itu. Malah menjadi sesuatu yang sudah seharusnya. Namun yang jadi sedikit masalah adalah kantor gw itu lokasinya agak jauh dari Palembang dimana keluarga kami bermukim. "Hanya" mengarungi dua gugus pulau untuk kemudian menaiki bis selama kurang lebih 12 jam barulah sampe ke tempat gw ngantor. Sintang. Sebuah kota kecil di wilayah kalimantan barat yang dibelah dua aliran sungai kapuas dan melawi. Otomatis lah kalo gw mau dua-duanya ga terbengkalai, gw harus ngebawa kerjaan gw ke Palembang (which is ga mungkin...) atau ngebawa bini gw ke sintang. dan jelas pilihan terakhirlah paling logis. Dan ini bukanlah sebuah langkah ketergesa-gesaan, tanpa pemikiran yang fokus ataupun tanpa perenungan mendalam. Sejak awal gw tau bini gw hamil sampe sekitar 7 bulan usia kehamilan adalah masa-masa pergelutan gw dengan pemikiran gw. Antara keinginan gw untuk selalu berada disamping bini gw dan tanggung jawab gw untuk memberikan yang terbaik untk kelahiran dan keselamatan anak bini gw.

04 September 2008

Ramadhon Ini Taring Setan Makin Mengerikan...

Judul yang sedikit propokatip ya? Sebetulnya postingan kali ini ga ada kaitannya dengan puasa sedikitpun. Cuma dibilang ga ada kaitannya sama sekali ya ga juga soalnya suasana nya emang lagi bulan Romadhon.
Gw sekedar mengomentari kesuksesan tim sepakbola jagoan gw, ya apalagi kalo bukan si setan dari Manchester (ngambil kalimatnya si buta dari goa hantu), Manchester United. Pada detik-detik transfer akhir premiere league yaitu bulan Romadhon ini, MU berhasil mendatangkan striker bertampang pembunuh bernama Dimitar Berbatov. Tampang nya emang khas tampang daerah eropa bagian sana. Dingin... mematikan... Dan itu bukan cuma tampangnya, permainan Berba di lapangan pun sedingin ekspresi wajahnya dan tentu saja, mematikan. Tipikalnya sedikit sama dengan Nistelrooy dulu namun kalo Nistelrooy terkesan sangar, Berba justru sebaliknya, dingin. Kalo Nistelrooy digambarkan sebagai Jason Voorhees maka Berba diibaratkan sebagai Anthony Hopkins yang memerankan Hannibal Lecter. Sama-sama mematikan namun dengan style yang berbeda. Membayangkan Wayne Rooney si bengal penuh talenta, Carlos "scarface" Tevez muka sangar dengan keindahan permainan Amerika latin, dan tentu saja pemuda jenius yang sadar dengan sepenuhnya bahwa dirinya adalah definisi kehebatan itu sendiri, Cristiano Ronaldo bermain bersama Dimitar Berbatov adalah jaminan kualitas dan gol pada sebuah tim sepakbola. Luar binasa bukan? Kita menyaksikan 4 macam model penyerang dahsyat yang mewakili gaya yang berbeda pada satu tim!! Tidak salah kalo kemudian gw mengatakan bahwa Romadhon ini, taring setan Manchester United makin mengerikan....

19 August 2008

Merah Putih Yang Berkibar di Halaman Rumah Gw

Sedikit aneh saat gw mengibarkan merah putih di halaman rumah dinas yang gw tempati. Selama ini gw ga pernah turun langsung mengibarkan merah putih, dimanapun. Di rumah gw, Sang Jenderal yang mengibarkan. Di kos-kosan, bapak kos gw yang masang. Di kantor juga bukan gw yang sibuk menaikkan. Di sekolah apalagi, dulu pas masih SD suara gw terlalu merdu untuk di sia-siakan jadi kalo ada upacara, gw biasanya ditaroh kalo ga baca UUD 1945 atau baca doa (bilang aja tinggi lo ga kena buat jadi pengibar, titik ).Jadi ketika kemaren gw ngeliat pada tanggal 17 Agustus pagi didepan rumah gw ga ada merah putih yang berkibar kok rasanya aneh. Langsung aja gw nyari bendera ke pasar, ketemu. Trus ngeliat kayu di samping rumah manci ga kepake. Langsung gw ikat bendera dan gw dirikan tiang nya untuk kemudian menyaksikan merah putih yang berkibar di halaman rumah gw.



Dibilang nasionalis sih ga juga. Kalo kata iklan sih, orang punya pandangan berbeda mengenai pengertian nasionalis itu sendiri. Ada yang bilang vokal tapi bertanggung jawab, jujur, dsb. Bahkan gw ga bisa mendefinisikan nasionalis versi gw sendiri selain dari definisi yang ada di buku PSPB. Kadang juga gw masih make bahasa sok inggris. Atau make bahasa Indonesia juga masih belum bisa bener. Jadi kalo ada yang bilang gw nasionalis, tolong definisikan dulu nasionalis.



Trus kenapa repot2 ngibarin bendera? mending tidur, toh kalo ga dipasang juga ga da yang marah. Kalo ada perang mustahil kita ga ikutan misal kayak jaman dulu melawan penjajah.

Kenapa?



Gw cuma menghargai para pahlawan yang meneteskan darah demi terkibarnya merah putih di seluruh nusantara. Dan dari pahlawan-pahlawan itu, gw berani menjamin, banyak ulama-ulama Indonesia yang turun langsung mengorbankan semangat jihad ke medan perang.



Kalo gw mengartikan merah putih itu sendiri seperti saat SD dulu, merah artinya berani dan putih artinya suci dalam artian bahwa kemerdekaan kita diraih dengan tawakal. Merah itu berani menggambarkan kerja keras dan usaha serta putih itu suci menggambarkan jiwa spiritualitas kita dengan doa. Jadi kemerdekaan bangsa Indonesia diraih dengan usaha dan doa.



Gw inget dulu pas gw masih magang kan ada upacara bendera pas 17 agustus. Gw dan rombongan temen2 ga ikut upacara. Alasannya sih simpel, karena males. Tapi kemudian ada temen gw yang ngelapor kalo ada temennya temen gw itu juga ga ikut upacara (bisa dicerna kan kalimat gw). Hanya alasannya bukan karena males tapi karena ga mau hormat ke bendera.



Gw pikir alasannya sedikit tidak logis ya. Apapun alasan dibalik tidak mau nya mereka hormat ke bendera, itu tidak bisa dibenarkan. Bendera itu bisa berkibar dan berdiri tegak didepan rumah kita atau pada upacara bendera bukan dengan mengorbankan uang puluhan miliar, bukan itu. kita disini bicara mengenai darah pejuang bung!! tetesan yang mengalir demi berkibarnya merah putih di seluruh nusantara. Kita tidak bicara pengorbanan materi, bukan itu. Kita disini bicara mengenai nyawa mujahid bung!! Berapa banyak anak-anak yang menjadi yatim karena kehilangan orang tuanya dalam perang. Berapa liter air mata ibu yang tumpah karena kehilangan buah hatinya untuk memperjuangkan merah putih ini. Sangat disayangkan karena mereka yang ga mau hormat ke bendera itu mereka yang dihormati karena dilihat sekilas dari janggut yang menempel di dagu mereka seharusnya adalah pemuda-pemuda yang memiliki pengetahuan agama cukup mumpuni. Dan tidak menghormati merah putih adalah sangat menyakitkan bagi ulama-ulama dan pejuang yang telah gugur membela tanah air. Seolah-olah apa yang mereka lakukan itu ga ada artinya.



Kalaupun akhirnya Republik Indonesia tidak berjalan sebagaimana cita-cita para pahlawan. Jauh melenceng dari apa yang dulu pernah dibayangkan, adalah tugas kita untuk meluruskan cita-cita perjuangan. Adalah PR bagi kita untuk menjadikan merah putih menjadi layak buat kita hormati menurut idealisme kita masing-masing.



Jadi dengan adanya bendera di halaman rumah anda itu artinya anda seorang nasionalis? kembali gw tegaskan, adanya merah putih yang berkibar di halaman rumah gw tidak otomatis menunjukkan kalo gw seorang nasionalis. gw hanya mensyukuri kemerdekaan yang di proklamasikan pada hari Jumat Romadhon. Mensyukuri apa-apa yang telah susah payah diperjuangkan generasi terdahulu untuk kita nikmati hasilnya meski pada kenyataannya kemerdekaan ini belum merata ke seluruh nusantara.



Jika kemudian ada yang bilang gw nasionalis gimana...???







Yah... Dibilang nasionalis juga ga ada salahnya

07 August 2008

Surat Pertanggungjawaban Babusekaki

Dua bulan terakhir ini blog gw seperti sedang mengalami lesu darah. Cuma ada satu postingan sepertinya sudah cukup menggambarkan betapa tanggung jawab gw terhadap babusekaki patut untuk kembali dipertanyakan. Namun tentu saja dalam setiap kesalahan dan kelalaian selalu dan selalu diiringi oleh pembelaan dan alasan. Meski terkadang alasan dan pembelaan tersebut agak sedikit kurang relepan dan siknipikan.



Salah satu pembelaan gw adalah datangnya satu bidadari lagi dalam kehidupan gw. kehadirannya membuat gw memiliki dua bidadari dalam kehidupan gw. Dan perlakuan terhadap bidadari tentu saja membutuhkan manusia dengan mental malaikat. Ditambah lagi dengan adanya dua bidadari dalam kehidupan gw. Dan gw jelas sekali bukan malaikat. Bahkan tiap hari gw ga pernah lepas dari yang namanya maksiat. gw hanya lah abu dari puntung neraka kalau lah tidak karena rahmat dan ampunan Allah yang lebih banyak dari buih di lautan. Karena itu lah konsentrasi gw penuh tercurah buat dua bidadari gw. Jangan kan buat blog, pekerjaan gw pun sedikit terbengkalai karenanya. Alhamdulillah, Laporan Keuangan Semester I yang menjadi tanggung jawab gw telah selesai pada waktunya dan dikirim ke kanwil dan kantor pusat.



Untuk sementara segini dulu kabar dari babusekaki. Gw sebenernya pengen nulis cerita kelahiran Fariha tapi nanti aja lah ya. Gw skrg masih capek mental dan pisik abis perjalanan terakhir gw. Skrg gw pengen mosting catatan-catatan gw yang udah ke simpen tapi belum sempat gw publikasikan ke khalayak. Nantikan ya

07 July 2008

Cahaya Kebahagiaan Pertama : keajaiban yang kembali hadir

Telah Lahir Putri Pertama Kami



NUR FARIHA AWWALIYYAH



Kamis 3 Juli 2008 pukul 11.40 WIB

Cahaya Kebahagiaan Pertama : keajaiban yang kembali hadir

Telah Lahir Putri Pertama Kami NUR FARIHA AWWALIYAH Kamis 3 Juli 2008 pukul 11.40 WIB

26 June 2008

Adalah Maha Karya Terbesar Abad Ini

Di postingan gw sebelumnya, gw cerita mengenai pindahan. Dan pindah rumah, jelas ga langsung ngangkut-ngangkut barang buat mindahin kerumah baru kan? Ada proses disana. Ada kegiatan nebas hutan di belakang rumah, bersih-bersih rumah, buat seng penutup dapur, ngecet dapur yang gw ubah jadi kamar, nampal lantai semen yang bolong-bolong soalnya kadang ada makhluk-makhluk aneh binti ajaib yang keluar dari sana, kasian bini gw yang bakalan sering teriak-teriak ga jelas kalo lubangnya ga ditutup. Trus kasian anak gw yang masih dalam kandungan kalo ikut-ikutan kaget gara-gara maknya hehehe…

Nah… gw beres-beres itu pasti butuh bahan-bahan materiil (dan uang tentunya). Setelah gw selesai sama rumah, ternyata ada sedikit sisa-sisa materiil yang sayang kalo dibuang gitu aja. Mengingat uang yang keluar akibat pengadaan barang-barang tadi, sontak gw mikir (mikir???), bagusnya dibikin apa ya…? Akhirnya setelah gw melakukan diskusi yang lumayan seru sama bini gw (sebenernya sih emang gw yang pengen bikin, bini gw cuma nurut aja), diputuskan bahwa gw bakalan bikin rak buku. Dan tentu saja dengan pedenya gw bilang ke bini gw (berdiri dengan angkuh sambil menunjuk keatas dengan dilatar belakangi sinar yang ga jelas asal-usulnya sementara sayup-sayup terdengar suara musik jengjengjeng!!!) kalo rak buku buatan gw akan jadi sebuah masterpiece, maha karya terbesar abad ini hehehe…

Dulu gw beranggapan bahwa kualitas seorang laki-laki dinilai dari kerja keras serta ketrampilannya dalam hal-hal kecil di rumah seperti paku memaku, bongkar-membongkar, tebas menebas, dan lain sebagainya (mungkin karena dulu jenderal panutan gw sering melakukan hal-hal kecil tadi dirumah jadi kebawa sama gw sampe sekarang). Salah satunya adalah ngebuat rak buku itu tadi. Sebenernya bini gw sih bilang kalo sebaiknya rak bukunya beli aja yang plastik daripada capek-capek buat. Mendengar bini gw ngomong gitu, semangat gw semakin terlecut! Darah gw semakin terbakar! Gw akan ngebuktiin ke bini gw kalo laki-laki yang ia nikahi bukan laki-laki biasa (jadi inget siti nurhaliza bukan cinta biasa...............a.......a.......a.......). Gw sadar kalo bini gw bilang gitu ga bermaksud apa-apa cuma ga pingin gw capek trus sakit. Tapi alam bawah sadar gw menterjemahkannya sebagai keraguan dari bini gw kalo gw akan bisa ngebuat rak buku. Dan gw bisa memahami soalnya beberapa waktu lalu pas belum pindah gw juga pernah bilang kalo akan bikin jemuran dan hasilnya nihil hehehe…

Sejak saat itu setiap hari sabtu-minggu, gw pun mulai menyusun planning buat membuat sebuah maha karya tadi. Tapi karena gw minder, takutnya udah sibuk-sibuk eh ternyata rak buku bikinan gw ga sesuai yang diharapkan, bukan sesuatu yang patut dibanggakan (dan seringnya emang gitu) gw mengambil sebuah keputusan bijak. Gw beraktivitas dibelakang rumah, (ketutup seng yang gw bilang tadi) biar aman dari jangkauan mata tetangga-tetangga hehehe…

Klotak…klotak…. (suara gw maku), sekkesekkesekkesekke… (suara gw ngegergaji), hahahahaha…. (suara jin sedang ngetawain gw). Pokoknya gw serius banget. Ga ada kata menyerah. Bini gw sampe senyum-senyum aja ngeliatin gw. Kembali alam bawah sadar gw menterjemahkannya sebagai keraguan atas kapasitas gw. Dan semangat gw kembali terlecut! Darah gw semakin terbakar!. Akhirnya setelah berminggu-minggu dikerjakan, dengan mengingat-ingat transfer ilmu yang gw dapatkan dari Dia Yang Merupakan Anugerah Terbesar KPPN Sintang, selesai sudah kerja keras gw.

Namun belum sempat melakukan penyelesaian akhir dengan melakukan pengecatan, karya gw terlihat oleh ibu angoi. Dan tanpa ada sedikit prolog, beliau langsung nanya,

”mo bikin rak sepatu mas?”



terlihat jutaan tombak meluncur dari berbagai arah yang langsung menghujam jantung gw, jlzeeeep… (suara tombak tadi)



dan kemudian otak sama bibir gw seperti kehilangan konektivitasnya. Otak gw bilang kalo rak itu buat buku bukan buat sepatu, cuma bibir gw hanya membentuk seringai yang gw artiin sebagai senyum. Senyum kepaksa kali ya (bisa dibayangin kan?)

Tapi gw jelas ga patah semangat kan. Malah semangat gw kembali terlecut! Darah gw semakin terbakar! (capede…) Esoknya gw langsung mengambil kuas dan langsung mengecat rak tersebut.

Selesai sudah misi gw ngebuat rak buku. Begitu bini gw liat, ada pancaran sinar dimatanya. Pancaran yang gw ga tau apa artinya hanya ketika gw melihatnya, ada aura kesejukan di hati.



Dan pada akhirnya, hanya itu yang gw butuhkan…

13 June 2008

Sekelumit Kisah Yang Tertinggal Saat Gw Pindahan

Dua bulan terakhir ini gw sedikit disibukkan dengan kepindahan gw ke Rumah Dinas Komplek KPPN Sintang. Sedikit melegakan mengingat kontrakan gw hampir mendekati masa pensiun. Namun disisi lain juga sedikit merisaukan mengingat jaringan kekeluargaan antar tetangga yang telah susah payah gw bangun. Paling ga disana, gw sama bini gw memiliki bu lilik dan pak didik, bu intan dan pak rasmin, bu endang dan pak moel, orang-orang yang bisa gw anggap sebagai orang tua gw. Ditambah lagi kondisi komplek KPPN Sintang yang lumayan terisolir dari dunia luar. Jadi terkesan eksklusif dan sesuatu yang eksklusif, apapun bentuknya, kadang-kadang menghadirkan efek yang kurang baik bagi orang didalamnya.

Gw baru nyadar kalo perabotan rumah gw tuh ternyata lumayan banyak. Awalnya gw pindahan cuma minta bantuan pada dia yang dijuluki Anugerah Terbesar KPPN Sintang, Pak Karna a.k.a Pak Cay. Namun tak dinyana, gw sama pak cay nyerah juga. Akhirnya gw mengerahkan massa yang lumayan banyak buat ngebantuin gw. Dengan sedikit janji-janji politik (apalagi kalo bukan urusan perut!), gw berhasil meyakinkan mereka buat ngebantu gw. Anggota gw terdiri atas Manci, Bapet, Hendro, Tukiaie, Bokep dan tak ketinggalan juga Geri K dengan pak cay sebagai panglima dan gw sendiri sebagai pucuk pimpinan tertinggi. Dalam sekejap barang-barang dirumah gw yang lumayan banyak (si hendro sampe bilang kalo gw keliatan dah tinggal lima tahun saking banyaknya) telah berubah posisi ke rumah gw yang baru.

Setelah selesai pindahan, temen-temen gw langsung menagih janji politik gw. Untunglah gw bukan seorang politikus pemerintahan. Kalo bilang iya = mungkin, kalo bilang mungkin = mustahil, kalo bilang ga ?? ya bukan politikus! Akhirnya setelah dirembukin, kita bermufakat untuk makan-makan di Warung Pecel Lele Pak Kumis. Yah sekalian gw sukuran gitu lah. Soalnya kalo mo syukuran dirumah kasian kalo bini gw harus repot-repot kan lagi hamil.

Bukan bermaksud apa-apa, karena pada dasarnya gw dah kenyang banget setelah habis-habisan tahlilan di rumah pak aziz sama manci dan geri, akhirnya gw cuma pesen cemilan aja. Emang dah pulteng, ga muat lagi! ga sanggup kalo harus makan yang berat. Beda sama manci dan geri yang memang masih memiliki tembolok.

Akhirnya begitu masuk waktu jam 9.30 kita memutuskan buat pulang. Meninggalkan cerita manci numpahin jeruk hangat di jins nya pak cay. Lelah dan ngantuk yang mulai menyerang semakin menguatkan niat untuk segera pulang. Bapet sama Tukiaie udah nyampe duluan ke komplek. Pas gw sama bini gw nyampe, Bapet sama Tukiaie ngacir pake motor sambil teriak-teriak kalo ada gas meledak. Gw (dengan bini gw) sama hendro (dengan bininya) yang baru aja nyampe spontan kaget! Untung logika gw masih jalan, tanpa komando, gw langsung matiin aliran listrik di rumah gw. Setelah beberapa lama gw perhatiin sekitar, kok ga ada asap?? Dengan kata lain ya ga ada api. Selidik punya selidik ternyata suara yang terdengar oleh Bapet dan Tukiaie adalah suara kendaraan nabrak pager tetangga yang lajunya berhasil dihentikan oleh pohon kelapa.

Yah, insiden tadi mengakhiri cerita gw dan pasukan pindahan hari itu. Terima kasih pada teman-teman yang telah membantu. Memang di negeri orang, semangat kekeluargaan antara sesama perantau apalagi satu almamater harus selalu kita pupuk. Karena kita adalah keluarga.


Kalo bukan kita, siapa lagi???

23 May 2008

Karena Kami Laki-Laki

Perjuangan Manchester United merengkuh tropi Liga Champion untuk ketiga kalinya berakhir manis. Laskar Setan Merah berhasil mempecundangi pasukan The Blues Chelsea melalui sebuah pertarungan dramatis yang menguras emosi, baik dari kedua belah pihak yang bertarung, penonton yang menyaksikan langsung di stadion Luzhniki serta tidak ketinggalan emosi dari para penonton di rumah termasuk saya yang menyaksikan hanya dari layar selebar 20 inch.



Keluarnya Manchester United sebagai juara memang telah diprediksi sebelumnya. Banyak yang mengatakan bahwa Manchester United memang layak menjadi kampiun melihat dari perjalanan Manchester United yang tak terkalahkan sepanjang perhelatan Liga Champion 2007/2008 termasuk menyingkirkan pemegang possession football salah satu calon kuat juara Barcelona di semifinal. Namun kemenangan ini jauh dari definisi kata mudah. Hanya karena ketidak beruntungan seorang kapten dengan daya juang tinggi dalam diri John Terry lah yang mkenyebabkan Manchester United juara. Dan akhirnya tentu saja hanya kepada mereka yang bermental juara layak untuk mengangkat piala.



Seorang wanita dengan kecantikan surga pernah bertanya, apa sih enaknya nonton sepakbola? 22 orang ngerebutin satu buah bola. Tinggal kasih aja satu-satu kan aman. Waktu itu saya hanya bisa menjawab bahwasanya sepakbola adalah olahraga laki-laki karena itu sebagai laki-laki, kami nyaris mendekati hukum wajib untuk menyukai sepakbola. Ga ada alasan yang sedikit logis untuk saya kemukakan atas pertanyaan itu.



Namun setelah menyaksikan partai final Laga Champions dari awal sampai akhir, saya otomatis langsung teringat akan jawaban sesungguhnya atas sebuah pertanyaan tersebut. Sepakbola menghadirkan semua definisi dari sebuah emosi. Ada ketegangan yang memacu adrenalin untuk membuat jantung berdegup kencang. Ada ekspresi kegembiraan Cristiano Ronaldo yang berhasil menjebol gawang Peter Cech. Atau ekspresi dari seorang Frank Lampard yang menunjuk ke langit setelah mencetak gol untuk menghormati almarhumah ibundanya. Paul Scholes dan Owen Hargreaves yang harus mengalirkan darah demi sebuah kemenangan. Kemarahan Didier Drogba atas Nemanja Vidic. Kekecewaan John Terry yang gagal melakukan penalty. Kesedihan Anelka yang penalty terakhirnya menyebabkan Manchester United juara. Ketenangan ekspresi Ryan Giggs dalam mengambil penalty serta tangisan kelegaan seorang Cristiano Ronaldo setelah beban dipundaknya hilang ketika Manchester United juara. Atau ekspresi dari seorang Rio Ferdinand yang sedikit susah dibedakan antar gembira atau marah. Atau ekspresi Joe Cole yang memegang-megang kepalanya tak percaya akan keputusan wasit tidak memberikan bola sudut untuk timnya. Atau Van Der Sar yang mengangkat kedua tangannya keatas sembari mengangguk-anggukkan kepalanya setelah berhasil menggagalkan penalty Anelka.



Inilah pagelaran seluruh emosi dari lapangan sepakbola. Emosi yang kadang terlalu hebat untuk kami tunjukkan. Atau terlalu gengsi untuk kami perlihatkan. Semua ada disini. Disatu pentas permainan yang di Indonesia dinamakan sepakbola. Saya sendiri pun, sebagai fans Manchester United, kemarin ikut-ikutan terjebak dalam definisi emosi. Memukul-mukulkan kedua tangan kedepan saat van der sar berhasil menggagalkan penalty Anelka layaknya seorang juara yang ikut berpesta. Hanya untuk melepas ketegangan dari tengah malam sampe subuh.



Selamat buat Manchester United yang menjadi juara. Dan buat Chelsea, jangan merasa kalah. Permainan kalian adalah permainan sebuah tim juara. Namun tetap pada akhirnya harus ada hanya satu juara Manchester United.



Glory…Glory… Manchester United….



Oh ya sebagai informasi, wanita yang pernah bertanya tersebut sedang mengandung buah cinta kami

19 May 2008

Akhir perjalanan Fantastic Four pada KPPN Sintang

Setiap mahluk bumi yang mengaku penikmat kartun/komik pasti mengenal 4 sekawan Fantastic Four. 4 anak manusia yang dianugerahi kelebihan (ataukah ke-abnormal-an?) masing-masing. Ada yang tubuhnya selentur karet, sepanas api, sekeras batu, serta satu orang wanita dengan kemampuan menghilang dari pandangan orang lain.

Jadi benarkah KPPN Sintang memiliki mereka yang memiliki ciri-ciri seperti diatas? tentu tidak, kan sudah minum combantrine! (salah satu iklan jadul yg terus gw inget sampe sekarang). Judul diatas tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang terjadi di KPPN Sintang, kecuali kesamaan bahwa KPPN Sintang baru saja kehilangan 4 putra-putra terbaik mereka yang dimutasi ke daerah lain.

Ada Edy Kurniawan Ganda Yudha dan Rinto yang dimutasi ke Jambi

Ada Prasetiyo Luhur Widodo yang ke Bengkulu

serta Rahmat Hidayat ke Ternate.

Selamat Jalan Kawan...

Lakukan yang terbaik di tempat yang baru (jangan malu2in gw sebagai mentor kalian disini)

12 May 2008

Ketika Pak Mahbub Bertasbih : Diniatkan Untuk Menjadi Resensi


Kmrn gw dari Palembang. Ada diklat trus nambah cuti seminggu jadinya 2 minggu. Lumayan lah mengobati rasa kangen orang tua sama menantunya (bukan gw…). Ga terasa dah 8 bulan lebih ga liat Palembang. Dah lumayan banyak yang berubah, mungkin juga hanya perasaan sentimental gw, yang pasti palembang semakin berdebu.Polusi dimana-mana ngebuat napas gw jadi sesak. Batuk yang tak kunjung hilang sejak gw menjejakkan kembali kaki gw di bumi sriwijaya seperti menegaskan hal tersebut. Namun selalu disetiap perubahan, ada yang konsisten bertahan. Pengajian mingguan di Majelis Ta’lim Rhoudhotul Ilmi dibawah asuhan K.H. Ahmad Taufuk Hasnuri masih tetap ada . Paling ga sedikit memupus kerinduan gw sama beliau dan temen-temen pengajian. Di Masjid Agung yang merupakan masjid kebanggaan masyarakat Palembang juga selalu ada jadwal pengajian-pengajian baik itu ba’da zuhur maupun ba’da subuh. Terakhir pas gw kesana ada pengajian Ustadz Muhammad Al-Habsy membahas mengenai adab-adab dalam majelis.
Siang hari yang lumayan cerah (kalo ga mau dibilang terik) gw sama bini asik ngobrol2 sama Presiden dan istrinya (baca : kedua orang tua gw). Tau-tau pas lagi asik ngobrol, Bapak Presiden menyodorkan sebuah buku, novel lebih tepatnya, ke hadapan gw. Dan ketika gw liat judulnya sekilas, Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirozy. Gw dah pernah denger tentang buku ini tapi blm baca sama sekali karena terus terang ga ada yang ngebuat gw tertarik buat ngabacanya . Tumben Bapak Presiden merekomendasikan buku ini buat gw baca. Tapi gw ga boleh bersu'udzon dulu. Mungkin bukan beliau yang beli tapi adek gw soalnya dia memang suka baca dan benar ternyata persangkaan gw pas gw liat ada paraf adek gw di halaman depan novel itu .

Tapi kemudian kekagetan gw benar-benar terealisasi saat Ibu Presiden bilang kalo Bapak hanya membutuhkan waktu sehari semalam alias kurang lebih 24 jam untuk menyelesaikan novel yang tebalnya ratusan halaman tersebut. Dan kekagetan gw semakin menjadi-jadi saat beliau (Ibu Presiden) bilang kalo Bapak dah beli buku ke dua nya! karena memang novel Ketika Cinta Bertasbih ini adalah sebuah dwilogi.
Luar biasa karena sejauh yang saya tahu, ketertarikan Bapak Presiden untuk novel-novel bergenre seperti ini adalah sekedar membaca karena emang beliau suka baca (dan darah ini kelihatannya mengalir di nadi gw) itupun kalo ada waktu luang. Sedangkan untuk kategori membeli dan menamatkan bacaan hanya dalam waktu kurang lebih 24 jam, ga bisa gw bayangkan sebelumnya karena lagi-lagi seperti yang gw tau sebelumnya kalo buku-buku yang beliau baca itu banyak bertemakan sosial dan semacamnya semisal, sekolah itu candu (gw ga tau siapa yang ngarang, gw cuma sempet baca judulnya aja dan itupun dah bertahun-tahun yang lalu). Hal itu ngebuat gw jadi penasaran untuk mengetahui keseluruhan isinya dan novel ini secara cepat mampu berhasil membangun ketertarikan gw terhadap buku ini.
Buku ini akhirnya mampu membangkitkan penyakit lama gw yang telah terkubur lama. Terlalu asik ngebaca kadang ngebuat gw lupa sekitar. kasian ngeliat muka bini gw yang belum terbiasa dianggurin.
Saat asik gw baca, ternyata pada salah satu buku Ketika Cinta Bertasbih ini ada sebuah karakter dengan nama Pak Mahbub, seorang tokoh masyarakat yang cukup disegani dan sering dijadikan sebagai sumber jawaban atas setiap masalah, baik masalah agama maupun dunia, yang terjadi pada setting kampung halaman sang tokoh utama. Ada sedikit perasaan bangga menyusup di qolbu. Jarang-jarang nama Mahbub masuk dalam sebuah naskah novel. Jadi ga sabar pengen liat kalo dah dijadiin pilem layar lebar. kira-kira siapa ya yang cocok buat jadi Pak Mahbub? Kalo gw boleh usul sih, gw akan bilang hanya Bang Dedi Mizwar yang cocok. Ah jadi ngelantur kemana-mana.