03 December 2009

Gw ketemu Zah Rahan!

Seminggu terakhir selepas kepulangan gw ke Palembang keliatannya mata gw sedikit mudah menangkap keterkenalan. Menjelang Idul Adha gw pulang ke Palembang. Oh iya, gw kasih tau dulu nih, kepulangan gw ke Palembang selain dalam rangka Idul Adha dan menemui keluarga, juga untuk memeluk anggota baru dalam keluarga besar kami. Siapa lagi kalo bukan MUHAMMAD FAAIZ BIN MAHBUB UL HAQ yang lahir tanggal 26 Oktober 2009 jam 22.45 WIB. Alhamdulillah semuanya lancar dan sehat. Alhamdulillah. Waktu ada berita di media televisi mengenai bayi yang bentuk telinganya membentuk lafdzul jalalah, kakak ipar gw penasaran dan melihat ke telinganya faaiz. ternyata bentuk telinga faaiz juga membentuk lafdzul jalalah. Cuma kakak ipar gw bilang kalo hal ini jangan sampai di ekspos ke media karena seisi rumah bakal kerepotan. Satu yang dapat ditarik kesimpulan mengenai hal ini bahwa sama halnya seperti gw, ternyata kakak ipar gw "besak kelakar jugo" hahahahahahaha.... Sedikit aja ceritanya karena sama seperti gw, faaiz keliatannya juga ga terlalu suka publisitas wakakaakkakaka...

15 October 2009

katek dak katek samo bae

Bapet : "Katek" itu apa artinya pong?
gw : ga ada
Bapet : Kalo "dak katek"...?
gw : ga ada
Bapet : ???????!!!!!
Secara etimologi, "katek" (diucapkan dengan pengucapan "te" dalam kata "pejabat teras" bukan "te" dengan pengucapan "telur" dan "k" akhir dengan pengucapan "kate'") didefinisikan sebagai suatu kondisi atau keadaan kosong tanpa adanya hal atau benda, baik yang berwujud maupun abstrak. Namun kata "katek" memiliki keunikan tersendiri dimana jika diberi penambahan kata "tidak" didepan kata "katek" maka artinya akan tetap sama. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan ;

10 October 2009

Akuntansi Tanpa Adaptasi.

Telah satu bulan lebih sedikit gw berada disini. disini di malang maksud gw. mencoba meremajakan sel-sel kelabu. Alhamdulillah. Syukur gw panjatkan kepada Allah Robbul Alamin. Gw dikasih kesempatan untuk kembali merasakan suasana perkuliahan. Mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk. dan yang terpenting adalah merasakan kembali ketakutan akan IPK yang dulu pernah gw alami (kalian taulah maksud gw, hahahahahahaha...).

31 May 2009

Jatuh Hukum Haram Atas Facebook : Mencoba Melihat dari Sudut Pandang yang Berbeda

Beberapa hari terakhir beragam media baik cetak maupun elektronik selalu mengangkat facebook sebagai topik utamanya. Hal ini terkait dengan keluarnya fatwa haram dari Bhatsul Masail XI Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri Se-Jawa Timur di Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi-Aat Lirboyo, Kediri, 20-21 Mei lalu. Fatwa tersebut langsung memberikan respon yang tidak sedikit dari berbagai kalangan. Banyak yang sependapat namun tidak sedikit juga yang tidak setuju.

Layaknya seorang Cristiano Ronaldo, Facebook memang telah menjadi sebuah fenomena. Sejak kemunculannya sampai sekarang konon telah lebih dari 200 juta pengguna facebook diseluruh dunia dengan nilai kapitalisasi saham bisa mencapai US$15 miliar!. Hal ini telah menjadikan Mark Zuckerberg sebagai miliarder termuda dalam sejarah.

28 May 2009

Menyikapi Kekalahan Manchester United : MU Butuh Hargreaves

Final Liga Champions musim 2008/2009 berakhir dengan kekalahan Manchester United 0-2 di tangan Barca. Ada satu persamaan MU sekarang dengan MU 2 tahun lalu saat takluk di semifinal kontra AC MIlan. Ketiadaan holding midfielder. Ketika dulu gw menganalisis kekalahan MU di Friendster Blog (sialnya fs blog gw ilang), penyebab rapuhnya lini belakang MU adalah rusaknya lini tengah karena kurangnya keseimbangan. Keseimbangan yang biasanya tercipta berkat adanya pekerja kotor lini tengah. Posisi yang dengan sempurna pernah diisi oleh seorang legenda Manchester United, Roy Maurice Keane. Memang masih ada Michael Carrick yang bisa berperan sebagai jangkar, namun Carrick lebih cocok ditugaskan sebagai midfielder murni bukan defensive midfielder.

Harus diakui bahwa lini serang Barcelona memang menakutkan. Samuel Eto'o yang pernah menjadi pemain terbaik Afrika. Titi Henry yang pernah melegenda bersama Arsenal dan tentu saja bocah kecil nan ajaib Lionel Messi. Belum lagi ditambah pelayanan prima dari Xavi dan Iniesta. Barcelona memang mengerikan. Namun kengerian itu seharusnya dapat diminimalisir oleh adanya seorang holding midfielder murni. Hal yang tak terlihat ada pada Manchester United.

28 April 2009

The Gorengan Effect

Gorengan merupakan salah satu cemilan yang cukup diminati oleh siapa saja dan kapan saja. Umumnya gorengan dijual kapan saja, khusus di Sintang gorengan bisa ditemui sekitar sore hari sampai malam hari bersama-sama dengan apam (martabak kalo di Palembang). Banyak jenis dari gorengan. Ada pisang goreng, pisang molen, tahu isi atau lebih dikenal dengan tahu bunting di Palembang, onde-onde, ubi, tempe, dan lain sebagainya. Dari berbagai macam gorengan itu, satu yang jadi favorit gw adalah tahu bunting(tahu isi). Mungkin karena namanya yang sedikit vulgar atau entahlah, yang pasti kalo ada gorengan yang pertama kali gw liat pasti tahu bunting dengan ditemani cabe rawit, mantafff... Namun bagi penggemar gorengan harus sedikit berhati-hati dalam membeli gorengan. Tips dalam membeli gorengan yaitu perhatikan dulu apakah penjualnya mau memakan gorengan yang dijualnya. Paksa bila perlu. Kalo dia ga mau memakannya maka kita harus berpikir ulang untuk membelinya. Atau suruh intel untuk memantau gorengan di penjual gorengan yang akan kita beli. Banyak efek negatif disebabkan oleh gorengan. Salah satunya terjadi di gw. 

16 April 2009

ngePESin deBUK

Akhirnya gw ikutan juga. Atas permintaan pemirsa setia. gw masuk juga ke situs jejaring pesbuk. Hareee geneeee.... dah dulu deh. gw mo liat2 pesbuk dulu. mudah2an ga kecanduan.

15 April 2009

Ada Surga di Stamford Bridge

Kita masih belum bisa memastikan apakah di surga ada sepak bola, namun yang jelas gw baru saja menjadi saksi salah satu keindahan surga terhampar di lapangan sepakbola Stamford Bridge saat menyaksikan pertandingan leg kedua perempat final Liga Champions antara Chelsea vs Liverpool.

Skor akhir 4-4 hanya sekedar representasi bagaimana dahsyatnya duel kedua tim sepanjang laga. Skill yang memikat, insting mencetak gol, ketepatan membaca permainan, sampai kejeniusan pelatih tersaji disini. Tidak ada yang kalah. Hanya keberuntungan di leg 1 yang memastikan langkah Chelsea ke perempatfinal.

Turun tanpa kedua kapten tim masing-masing ternyata tidak mengurangi intensitas serangan kedua tim. Dua gol yang dicetak oleh Fabio Aurelio dan penalti Xabi Alonso di babak pertama sempat membuat Guus Hiddink ketar ketir. Bagaimana tidak, Chelsea tidak berhasil mengkreasikan peluang berarti di babak pertama ini. Statistik mencatat penguasaan bola Chelsea hanya 41% berbanding dengan Liverpool yang menguasai 59%.

Entah apa yang dikatakan Guus Hiddink untuk memotivasi anak asuhnya, namun di babak kedua yang terjadi adalah surga. Satu gol sensasional membuktikan naluri seorang Didier Drogba. Lalu kemudian tendangan keras Alex menghujam gawang Reina. 2-2. Lalu disusul sebuah gol dari Lampard seperti akan membunuh Liverpool.

Ternyata drama tidak berhenti sampai disitu. Sepasang gol kembali dihadirkan Liverpool lewat Lucas dan Kuyt. Liverpool hanya butuh satu gol lagi untuk lolos. Namun disinilah letak perbedaan Liverpool dan Chelsea. Sehebat apapun tim, mereka harus memiliki seorang pemain yang menjadi nyawa tim. Di Stamford Bridge, kehilangan Gerrard adalah neraka bagi Liverpool. Tapi Chelsea tidak kehilangan itu seutuhnya. John Terry merupakan tembok pertahanan sekaligus Kapten Chelsea. Kehilangan John Terry berarti kehilangan batu karang keras untuk menahan gempuran Liverpool. terbukti dengan 4 gol yang bersarang di gawang Cech. Tapi di Chelsea, nyawa tim adalah Frank Lampard bukan John Terry. Di Chelsea menumpuk pemain tengah dengan kualitas world class. sebut saja Deco, Ballack, atau bahkan Essien tapi peran Lampard takkan tergantikan. Sejelek apapun permainannnya, Lampard adalah nyawa, Lampard adalah ruh, bahkan Lampard adalah Chelsea itu sendiri, dan Guus Hiddink sadar benar itu. Satu gol akhir yang dibuat Frank Lampard menutup pertandingan sekaligus menyadarkan Liverpool untuk kembali melihat kenyataan. Gol tersebut juga mengejawantahkan Lampard sebagai nyawa Chelsea.

Skor akhir 4-4 dengan agregat 7-5 membawa Chelsea menghempaskan Liverpool.

Ini adalah salah satu partai terbaik atau bahkan yang terbaik tahun ini. Gw, Bapet, dan Paijo, serta 1 orang figuran (sori pet, gw lupa nama temen lo) beruntung menikmati pertandingan ini. Tidak ada yang kalah disini. Pertandingan yang menarik selalu menghadirkan pemenang tapi bukan Chelsea atau Liverpool melainkan sepakbola itu sendiri.

24 February 2009

Saat Koboi harus menghadapi Sherrif : Preview Pertandingan Inter vs MU

Liga Champions tahun ini akan menghadirkan sajian menarik dan berkelas. Terutama pada dua pertandingan yang mempertemukan 2 tim dengan kelas yang ditakdirkan untuk menjadi juara. Liverpool vs Real Madrid dan tentu saja Manchester United vs Inter Milan.

Hanya membicarakan pertemuan Inter Milan vs Manchester United akan terasa hambar sehambar sayur kurang terasi karena sudah jelas MU lah yang akan keluar sebagai pemenang namun yang menjadikan partai ini susah ditebak adalah Jose Mourinho sebagai otak yang membuat Inter Milan terlalu berbahaya untuk sekedar diberikan peluang

Masih ingat dalam ingatan ketika Manchester United yang bestatus unggulan berhasil dipecundangi tim yang sama sekali tidak diunggulkan di perempatfinal Liga Champion 2003/2004. Ketika jari tengah Jose Mourinho mengacung ke supporter Manchester United yang masih tidak bisa menerima kegagalan di tangan tim semenjana. Sejarah kemudian mencatat bahwa tim semenjana itu akhirnya menjadi juara Liga Champions 2003/2004 dengan Jose Mourinho dibelakangnya, FC Porto.

Jose Mourinho adalah satu dari sedikit pelatih berkapasitas world class di jagad persepakbolaan dunia. Mungkin hanya Sir Alex Ferguson pelatih yang kualitasnya sedikit lebih baik dibanding Jose Mourinho itupun karena pengalaman yang dimiliki Sir Alex. Lebih dari itu, tidak ada yang bisa menebak mana yang lebih unggul antara Sir Alex vs Mourinho.

Jose Mourinho adalah seorang motivator. Pembangkit semangat dengan cara-cara yang hanya bisa kita temukan pada pilem-pilem holiwut. Masih membekas saat itu ketika Chelsea tidak mampu meraih kemenangan saat pertandingan liga terakhir musim 2006/2007 dan gelar juara akhirnya diraih Manchester United. Ketika para pemain tak dapat menutupi kesedihan. John Terry sebagai kapten tertunduk lesu dan kecewa kehabisan napas, gagal menghadirkan kemenangan. Disaat pemain seharusnya mengutuk ketidak mampuan mereka meraih keunggulan atas lawan. Disaat seharusnya supporter menangisi kegagalan pemain didepan mereka. Tapi apa yang terjadi?? Sekonyong-konyong Jose Mourinho masuk ke lapangan menepuk pundak Terry, memberikan semangat. Mendatangi seluruh pemain Chelsea di lapangan. Membesarkan hati. Lalu datang ke bangku penonton, memberikan bahasa tubuh dengan menunjuk-nunjuk pemain dan memberikan tepuk tangan. Mengajak penonton untuk meng-apresiasi apa yang telah pemain lakukan demi mereka para suporter. Dan ajaib ribuan penonton yang memadati Stamford bridge seperti tersihir. Bunyi tepuk tangan mulai terdengar sedikit, lalu sedikit, dan akhirnya membahana di seisi stadion. Terlihat supporter begitu bangga dengan apa yang telah pemain lakukan. Bahkan tidak sedikit yang mengangguk-anggukkan kepala sembari bertepuk tangan sekeras mungkin. Seakan berfikir bahwa inilah yang seharusnya mereka lakukan. Bahwa ini bukanlah akhir segalanya. Bahwa masih ada kebanggaan yang dapat mereka temukan pada pemain mereka. Dan begitu pun pemain. Mereka yang semula tertunduk lesu kembali menegakkan kepala. Bahwa ini bukanlah kegagalan. Bahwa ini hanyalah sukses yang tertunda. Bahwa mereka, meski telah berjuang hebat namun tetap harus berusaha lebih keras untuk menjadi yang terbaik. Dan hanya satu orang yang mampu menyadarkan mereka akan hal itu. Satu orang yang terlihat berdiri begitu puas memandangi atmosfer Stamford bridge. Satu orang Jose Mario dos Santos Mourinho Felix.

Keberadaan Mourinho selama 3 musim setengah membesut Chelsea memberikan suasana baru di premiership. 2 kali Jose mengangkangi Fergie dengan merajai premiership berturut-turut. Komentar-komentar yang jenius tanpa mengindahkan kaidah rasa alias pedas ditelinga sering terdengar oleh lawan Mourinho tanpa tedeng aling-aling.

Arogansi yang sering diperlihatkan justru menjadikan Mourinho semakin percaya diri akan kemampuannya. Seorang hebat yang sadar betul akan kehebatannya. Dan itu adalah suatu tanda bahaya bagi lawan. Karena sumber utama kehebatan adalah bakat serta arogansi (baca : kepercayaan diri). Dan Mourinho (layaknya Cristiano Ronalo yang menjadi pemain terbaik eropa) memiliki keduanya.

Dan kembali takdir mempertemukan Mourinho dengan Sir Alex Ferguson. Sir Alex Ferguson bukan hanya seorang manajer Manchester United. Dalam 2 dekade terakhir, dia adalah Manchester United itu sendiri. Seorang dedengkot para setan Old Trafford. Ditangan Ferguson, permainan menyerang bukanlah sekedar taktik, melainkan sebuah melodi kematian yang harus selalu dimainkan. Ibarat sebuah orkestra besar. Ketika masing-masing pemain memainkan nada, dengan Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney yang dibiarkan berkreasi memainkan melodi. Dan Sir Alex sendiri yang menjadi dirigen pertunjukan. Memadukan nada menjadi sebuah melodi dari sarang kegelapan pada sebuah panggung impian, the theatre of dreams.

Ketika Jose Mourinho datang ke Inggris, satu perkataan sensasional yang terus diingat ketika dia berbicara kepada jurnalis :

“Please don’t call me arrogant, but I’m European Champion and I think I’m a special one.”

Sebuah arogansi dengan pengakuan kehebatan dan kepercayaan diri tinggi dari seorang Jose Mourinho. Dan ketika Jose Mourinho mulai meraih gelar demi gelar bersama Chelsea, maka Sir Alex pun berkomentar mengenai Jose Mourinho :

“I think he sees himself as the young gunslinger who has come into town to challenge the sheriff who has been around a while.”

Menarik ditunggu kelanjutan cerita pertarungan Koboi sekelas Jose Mourinho dengan Sheriff penguasa Sir Alex Ferguson. Dan kita hanya bisa berharap kedahsyatan duel ini sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi dilapangan sehingga pada akhirnya bukan MU atau Inter yang pada akhirnya menang melainkan sepakbola itu sendiri.

06 January 2009

Hanya Seupil

Kan ceritanya gini. Kemaren kan sholat maghrib di mesjid. Mesjidnya tuh ga jauh2 banget cuma kalo kesana pas abis azan pasti dah ketinggalan 1 rakaat. Karena udah keburu telat akhirnya gw pake motor. Pas nyampe disana ya bener dah telat. Tapi untungnya masih dapet masbuk. Lumayan lah daripada munfarid hehehe…

Setelah selesai sholat seperti biasa pulang bareng jamaah. Yang satu jalan sama gw itu pak nur sama pak aziz. Pak aziz rumahnya di depan komplek, paknur tetangga gw di komplek. Seperti biasa gw sama beliau2 ini ngobrolin seputar permasalahan umat (ceile gayanya…) biar pulang sholat ga terasa jauh dah nyampe rumah dengan disambut dua bidadari cantik jelita.


Lagi-lagi seperti biasa gw baca-baca sambil nunggu azan isya sambil becanda sama anak bini gw (becanda sama bini gw tolong diartikan dengan becanda beneran ya bukan yang iya-iya). Begitu azan isya berangkat lah gw ke masjid sampe selesai isya. Dan pulangnya kembali gw ngobrol dengan pak aziz dan pak nur. Selesai.




Ada yang aneh…?



Kalo jawabannya ga ada yang aneh berarti ente sama bodohnya dengan ana hehehe…


Bagi yang tau keanehan cerita gw diatas, kalian benar. Begitu selesai solat magrib, gw pulang ga pake motor alias motor gw ketinggalan!! Sebegitu bodohnya bahkan sampe gw pulang ke rumah gw ga sadar kalo motor gw ketinggalan!! Bahkan ketika gw isya pas nyampe di pelataran masjid dan ngeliat motor gw, benak gw cuma bilang gini “motornya persis motor gw…” baru pas ngeliat plat motornya motor gw, gw mikir lagi. Ini motor gw. Trus gw nginget lagi, tadi ada ga sebelum isya motor gw dirumah. Karena ga bisa ingat dan emang ga meratiin, gw urutin lagi kronologisnya dengan itungan mundur. Begitu sampe ke sebelum maghrib barulah gw sadar kalo gw maghrib tadi ke masjid pake motor!!!


Astaghfirullah…


Tingkat kelupaan gw terhadap hal-hal semacam ini sudah masuk ke taraf mengkhawatirkan. Sudah berapa kali hape gw tergeletak dimana-mana. Untung aja ga ilang. ya iyalaaaa..hhhh orang hapenya model hape taon jebot gitu. Dah uzur banget. Gedean resiko ketangkep daripada keuntungan maling hape gw.


Dan kemudian sontak gw tercenung. Semuanya berawal dari kebiasaan gw. Kebiasaan gw yang jarang pake motor ke masjid. Ada ibroh yang bisa kita ambil disini. Ada hikmah disana. Jangan pernah mengandalkan kebiasaan. Bayangin aja kalo prinsip kebiasaan kita bawa ke kantor. Alamat hancur lah semuanya. Semuanya di nisbatkan dengan kebiasaan.


“Lo nerima uang dari satker?”

“emang dari dulu kaya gitu”

“kan ada slogan no gratifikasi?

“ah dah kebiasaan”


Itu baru dari segi KKN. Yang lebih parah lagi kalo dari sisi aturan. Bekerja dengan mengandalkan kebiasaan. Memang disatu sisi, kebiasaan menjadikan semuanya lebih praktis. Kita ga perlu ngeliat aturan dulu yang kadang emang susah dicari. Namun di sisi lainnya, kita ga tau apakah yang kita lakukan ini bener atau ga secara hukum. Kita Cuma tau kalo kebiasaannya seperti itu dan jadi ga sadar aturan. Dan ga aware sama peubahan. Padahal pekerjaan itu dinamis. Kalo kita ngandelin kebiasaan maka kita akan jalan di tempat. Ga maju. Gimana Bangsa Indonesia bisa maju kalo diisi oleh orang-orang yang mengandalkan kebiasaan???


Itu hanyalah secuil hikmah yang bisa gw ambil dari kejadian akibat gw mengandalkan kebiasaan. No hard feelings. Kalo ada yang masih mengandalkan prinsip kebiasaan hingga ga aware sama perubahan gimana?



“Ah gapapa, itu hanya seupil kebodohan”.