15 May 2010

saya ga suka ikhwan

"Ga nyangka ternyata mas Mahbub ikhwan juga, ga keliatan dari tampilan luarnya".

Itu kata istri saya. Tapi  juga bukan kata istri saya. Temennya istri yang bilang. Istri nyampein kesaya. Sambil senyum-senyum. Saya cuma tertawa mendengarnya. Bukan senyum loh, tertawa. Yang senyum itu istri saya.

Menurut saya, garis besarnya itu ada dua pengertian ikhwan. Yang pertama artinya laki-laki. Mudah-mudahan maksud temen istri saya tadi bukan yang ini. Kalo yang ini berarti sebelumnya saya disangkain perempuan? alamaaakkk... Anak saya dua, satu perempan satu laki-laki. Istri saya juga, Alhamdulillah perempuan. Dengan segalanya tadi, apakah saya kurang terasa laki-laki? Saya kira tidak ya. Saya juga berharap maksud teman istri saya tadi bukan yang ini. Teramat sangat berharap.


Pengertian ikhwan yang kedua adalah laki-laki juga. Cuma yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai agama. Iya kan? Yang jalan selalu menunduk. Yang jarang tertawa terbahak dan hanya tersenyum. Yang jidatnya hitam bekas sujud. Mungkin maksud teman istri saya itu tadi ini. Mungkin loh. Saya bilang mungkin saja. Sekali lagi hanya sekedar kemungkinan. Kalo maksudnya ini, keliatannya terlalu berat. Saya lebih suka jalan melihat kedepan, bukan menunduk. Takut ketabrak. Saya juga ga bisa sekedar senyum. Kalo ada yang lucu, ya saya ketawa. Susah nahan ketawa. Nahan senyum aja susah. Jidat saya juga tidak hitam. Saya masih keturunan Jitli. Jidat Licin. 

Kosakata ikhwan dan akhwat ini lebih populer bagi saya 6-7 tahun lalu. Saat saya masih SMA. Atau kuliah. SMA lah. Kata "bejat" lebih populer saat saya kuliah. Kalo sekarang, saya melihat ikhwan dan akhwat sebagai permainan politik juga. Oleh suatu partai tertentu. Tau lah. Seolah-olah anak-anak muda yang islami itu ikhwan kalo yang laki-laki dan akhwat kalo yang perempuan. Jalur politiknya mudah ditebak. Apalagi biasanya ini adalah saat pertama mereka nyoblos. Saya bukan bermaksud mendiskreditkan partai politik tertentu, tidak. Saya juga menyukai partai ini dari sekian banyak partai yang ga jelas mau membawa Indonesia ke arah mana. Menurut saya partai ini cukup idealis dibanding yang lain. Cuma kok akhir-akhir ini, dalam kacamata saya, sekali lagi dari sudut pandang saya. Yang mungkin juga masih rabun masalah politik. Dua tiga tahun belakangan, langkah yang ditempuh partai ini agak diluar kebiasaan. Agak tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Atau saya yang terlalu berharap lebih? Saya tidak tau. Mungkin saya salah. Mudah-mudahan saya salah. Saya berharap saya salah.

Ah, agak ngeri juga ngomongin politik. Kok bisa-bisanya saya nulis ini. Intinya saya cuma mau bilang, saya ga terlalu suka ikhwan. Lebih milih akhwat deh. Apalagi untuk dijadiin istri. Ups.... sori, udah ada.

3 comments:

  1. kok jadi nyerempet politik sih. haha!

    ReplyDelete
  2. duh rada binun nie mas mahbub ^_^
    tp ya bener banget,masa c mas suka sama ikhwan,,ya allah tolong hihi ^0^

    tenang mas,aq g pusing soal uas,nie aja msh sempetin oeL,,hihi^^

    mksh y mas ^^


    Miss Rinda - Personal Blog

    ReplyDelete
  3. iya thya saya juga bingung kok jadi nyerempet ke situ.
    miss rinda juga wajar bingung wong yang nulis juga bingung.

    ReplyDelete