11 July 2010

tak ada jose mourinho di piala dunia

Oh jelas saja saya bosan. Ketika media membicarakan mirip artis. Terus-terrusan. Oh iya saya bosan. Ketika media membicarakan Gayus Tambunan. Oh iya saya bosan. Saat media membicarakan bobroknya hukum. Tidak ada berita baik bagi negara kita. Memang sudah parah. Butuh orang dengan komitmen luar biasa mungkin. Merubah bobroknya negara. Atau mungkin hukuman mati. Bagi predator uang rakyat. Tanpa kecuali. Seperti di RRC. Tapi saya tidak menyarankan itu. Karena yang memiliki hak atas nyawa manusia hanya Sang Pencipta Ruh. Bukan kita. Mungkin dipotong tangan saja. Saya kira itu sudah cukup untuk memberi efek jera. Hidup dengan membawa hukuman fisik sekaligus moral. Bukan cuma mati terus habis cerita. Untungnya ada piala dunia. Jadi marilah kali ini kita fokus membicarakan piala dunia saja. Jadi saya pun harus merubah gaya tulisan saya. Ini hanya sekedar ulasan. Untuk final Piala Dunia kali ini. Perubahan dimulai.

Pagelaran World Cup 2010 akan segera berakhir. Dunia tidak lama lagi akan memiliki raja baru sepakbola. Entah Spanyol atau Belanda keduanya tidak memiliki riwayat sebagai juara piala dunia. Tentu saja setelah melewati berbagai ujian berat sebelumnya.


Spanyol, memiliki semua syarat yang dibutuhkan untuk menjadi juara. Meski kalah dari swiss pada pertandingan pertama, namun itu bukan karena permainan spanyol yang dibawah standar. Lebih kepada taktik jitu yang diterapkan Tuan Ottmar. Dan tentu saja ketidakberuntungan. Beda dengan Inggris dan Italia saat ditahan imbang lawan-lawannya yang terbilang underdog. Permainan mereka memang tidak menunjukkan kelas mereka sebagai mantan juara dunia. Atau sebagai salah satu unggulan piala dunia. Tenggelam oleh reputasi yang tidak membawa mereka kemanapun.

Dan ketika di semifinal melawan Jerman. Permainan Spanyol saya katakan sangat menakutkan. Bagaimana tidak, melawan tim yang telah menghancurkan Inggris dan melumat Argentina, Spanyol bermain seperti biasanya. Seperti biasa selayaknya Jerman adalah tim kelas dua. Seperti Jerman tak ubahnya Honduras, Chile, dan Portugal. Tidak ada kesan hati-hati sama sekali. Badai serangan yang tiada henti. Memaksa bola hanya beramain di setengah wilayah. Mengingatkan saya akan permainan MU ketika menjuarai Liga Champions 1998/1999. Gelombang serangan yang datang dari berbagai arah.

Spanyol memang disesaki talenta-talenta berbakat. Cesc Fabregas, Kapten Arsenal. Pembobol gawang Real Madrid saat usianya baru 19 tahun. Di piala dunia ini hanya menjadi cadangan. Seberapa hebat trio Xavi, Iniesta, Xabi? Memberi kesempatan Jose Antonio Reyes untuk jalan-jalan ke Indonesia. Menguasai eropa 2008/2009 menasbihkan kehebatan xavi dan iniesta. Xabi? ah... hancurnya Liverpool musim ini memang disebabkan banyak hal. namun satu yang pasti adalah karena menjual Xabi Alonso.

Namun kita juga tidak bisa meremehkan para meneer yang mengisi skuad belanda. Bercokolnya dua pemain kunci finalis Liga Champions 2009/2010 sudah menjadi jaminan tersendiri. Siapa lagi kalau bukan Sneijder dan Robben. Sneijder saat ini dapat dibilang nyawa permainan Belanda. Alur serangan selalu berawal dari kakinya. Naluri mencetak golnya juga sangat tinggi. Lengah sedikit, tembakan keras dari second line bisa membuat Spanyol tak berkutik. Pun begitu dengan Robben. Meski baru sembuh dari cedera namun tak ada yang pernah meragukan kehebatannya. Langkahnya mudah ditebak. Selalu diawali sayatan dari sayap dan diakhiri sepakan melengkung menembus gawang lawan. Namun tak ada yang mampu menghentikan pergerakannya. Meski lawan sudah berkali-kali melihatnya. Dan juga tak pernah ada rasa bosan melihat sepakan melengkung itu menembus jala lawan. Satu lagi kelebihannya adalah kemampuannya dalam dunia seni peran. Spanyol harus hati-hati. Jika tidak mau bernasib seperti Brazil.

Malam ini adalah puncaknya. Semua pasang mata akan tertuju padanya. Melihat Spanyol bermain selalu yang tertinggal adalah decak kagum. Penuh keindahan. Fantastis. Hebat secara individu. Sempurna secara kolektivitas. Mengingatkan saya akan keindahan permainan Barcelona. Bagaimana tidak, karena kedua tim memiliki jendral yang sama, Xavi Hernandez. Dan pemain kesukaan saya Xabi Alonso.

Dan tentu saja kalau hasil sepakbola berbanding lurus dengan permainan, malam ini Spanyol akan pulang dengan membawa piala. Karena pada kenyataannya, tak ada Jose Mourinho di piala dunia.

1 comment:

  1. wah saya teLat nih sob baca tuLisannya, tapi tetap mengucapkan terima kasih atas sharenya.
    ijin untuk menjadi foLLower di bLog ini, saLam kenaL.

    ReplyDelete