28 April 2009

The Gorengan Effect

Gorengan merupakan salah satu cemilan yang cukup diminati oleh siapa saja dan kapan saja. Umumnya gorengan dijual kapan saja, khusus di Sintang gorengan bisa ditemui sekitar sore hari sampai malam hari bersama-sama dengan apam (martabak kalo di Palembang). Banyak jenis dari gorengan. Ada pisang goreng, pisang molen, tahu isi atau lebih dikenal dengan tahu bunting di Palembang, onde-onde, ubi, tempe, dan lain sebagainya. Dari berbagai macam gorengan itu, satu yang jadi favorit gw adalah tahu bunting(tahu isi). Mungkin karena namanya yang sedikit vulgar atau entahlah, yang pasti kalo ada gorengan yang pertama kali gw liat pasti tahu bunting dengan ditemani cabe rawit, mantafff... Namun bagi penggemar gorengan harus sedikit berhati-hati dalam membeli gorengan. Tips dalam membeli gorengan yaitu perhatikan dulu apakah penjualnya mau memakan gorengan yang dijualnya. Paksa bila perlu. Kalo dia ga mau memakannya maka kita harus berpikir ulang untuk membelinya. Atau suruh intel untuk memantau gorengan di penjual gorengan yang akan kita beli. Banyak efek negatif disebabkan oleh gorengan. Salah satunya terjadi di gw. 


Malam itu, gw sekeluarga berniat untuk makan nasi goreng di warung mas gepeng. Setelah sampai disana, rencana tidak berjalan mulus karena fariha kebangun dan mulai rewel. Akhirnya rencana makan di warung mas gepeng batal. Gw tetep makan disana sedang bini lebih milih untuk membungkus makanannya trus dimakan dirumah. Selayaknya istri yang sedang hamil (lagi??!!!) lumrah rasanya kalo bini gw ngidam. Gw harus bersyukur karena kalo lagi hamil, bini gw ngidamnya ga jauh-jauh dari gorengan dan bakso. Prihatin juga kali ngeliat kondisi keuangan suaminya hehehe... sabar ya mi... gorengan yang dipilihnya adalah onde-onde. Kemarin bini gw sempat minta beliin iwak tempalo, tapi karena takut ikannya ga keurus dan mati begitu saja akhirnya diurungkanlah niat membeli iwak tempalo. (ffpiuh...) Tanpa ada firasat apapun, gw pulang ke rumah setelah menyelesaikan transaksi dengan si abang penjual gorengan. Di jalan fariha masih rewel dalam gendongan bini gw. Singkat cerita sampailah gw didepan rumah. Ketika gw mengambil bungkusan nasi goreng, jatuhlah satu bungkusan lagi dan masih tersangkut di pijakan motornya pak Margo. Bini gw langsung menatap penuh amarah. Gw bahkan ga inget apa yang gw jatuhin. Bini gw berusaha memberi tahu namun karena gw masih memakai helm maka suara bini gw yang halus dan merdu terdengar seperti suara settingan frekwensi radio yang belum pas, sssskkkkk....ssskkkkkk... Karena penasaran akhirnya gw angkatlah tuh kantong kresek hitam. Bodohnya yang gw pegang adalah bagian bawah dari kantong kresek itu. Tak ayal onde-onde yang telah dibeli tadi jatuh bergelimpangan. Akhirnya rasa penasaran gw terjawab, oh onde-onde... namun ketika gw berpaling ke wajah bini gw, gw sadar gw baru saja melakukan sesuatu hal yang akan gw pastiin ga akan terulang lagi seumur hidup gw. Tatapan mata itu, ada kemarahan disana, dendam yang tak pernah terlihat sebelumnya. Berusaha menetralkan suasana, gw bilang ke bini gw, "oh ruponyo onde-onde tadi umi..." sedetik gw baru sadar kalo perkataan gw makin menambah emosinya. mulutnya terkunci rapat, dan dia langsung duduk ngambek didepan pintu rumah yang bahkan belum terbuka. Setengah mati gw nahan ketawa ngeliat polah bini gw. Gimana engga', orang cuma gorengan jatuh dan itu pun tidak di sengaja, marahnya bisa seperti itu. Namun gw sadar kalo masalah bisa jadi tambah runyam kalo gw salah bertindak. Alih-alih ketawa, gw sengaja berakting menunjukkan muka penuh penyesalan. Disinilah teori ngegombal gw praktekkan. Yah ngegombal kebini itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan tentu saja berpahala. Akhirnya setelah jurus ke 99 hati bini gw luluh juga. Gw cuma bisa berucap Alhamdulillah, karena kalo ga ati-ati, gw nyaris puasa sebulan!!!

2 comments:

  1. klo kk senengnyo sambel kentang goreng, bob

    ReplyDelete
  2. tapi sambelnyo harus banyak

    ReplyDelete